Bagaimanamanusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah kepulauan Indonesia - 45361660 fauzanfarabi741 fauzanfarabi741 14.10.2021 Jawaban: Manusia purba dapat menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia untuk mencari buruan makanan, hidup manusia purba berpindah - pindah (nomaden), perpindahan itu dimaksudkan mencari tempat yang pas
Jawaban Manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah kepulauan Indonesia bahkan sampai keluar wilayah kepulauan indonesia melalui dua cara yaitu 1. Menggunakan wilayah daratan yang terbentuk saat permukaan air laut menurun pada Jaman Es. 2. Menggunakan rakit atau perahu sederhana untuk menyeberangi pulau. Pelajari lebih lanjut Pelajari lebih lanjut di Google News Pencarian Populerhttps//ilmuantekno com/22509/menurut-pendapat-kmu-bagaimana-manusia-purba-bisa-menyebar-ke-dalam-wilayah-kepulauan-indonesia/ Menurut pendapat kmu, bagaimana manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah kepulauan Indonesia? Pelajari lebih lanjut
Menurutpendapat kamu, bagaimana manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia bahkan sampai ke luar wilayah Kepulauan Indonesia? Kunci jawaban Ada dua cara, yaitu melalui wilayah daratan diantara pulau-pulau tersebut yang terbentuk saat air laut surut pada Jaman Es, dan menggunakan perahu rakit sederhana
Karena manusia purba zaman dulu masih bergantung pada alam,jadi mereka masih nomaden berpindah-pindah tempat dan food gathering mengumpulkan makanan,dimana makanan di suatu daerah itu habis maka mereka akan mencari daerah yang masih tersedia makanan.
3Menurut pendapat kamu, bagaimana manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia bahkan sampai keluar wilayah Kepulauan Indonesia?Jawab: Manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia untuk mencari buruan dan makanan.
Mungkin waktu dahulu pulau2 disekitar indo dan indo menyatu jadi manusia bisa melewati pulau tersebut. dan sebagian dari mereka mungkin menggunakan kapal/perahu karena memang tidak jadul2 banget pada masa itu itu hanya jawaban menurut pandanganku kalau mau mencari lebih detail bisa cari di gugel dengan keyword "persebaran manusia purba ke indonesia" semoga membantu Prof Dr Kern mengemukakan bahwabangsa indonesia berasal dari asia dan dan pada ras mongoloid dijelaskan bahwa manusia tersebar melalui jalur darat sebab saat itu bagian darat indonesia masih bersatu dengan kawasan asia tenggara jadi awalnya ras nenek moyang bangsa indonesia adalah ras Mongoloid dan Austroloid perkembangan selanjutnya pada tahun 2000SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras ke berbagai daerah indonesia ras austroloid ras ini berpusat di australia dan menyebar ke indonesia bagian timur khususnya di wilayah papua karena pada saat itu papua masih bersatu dengan benua australia dan ini penyebaranya sama yaitu melalui jalur darat, perkembanganya daratan yang menjadi lautan disebut paparan sahul ada gan, pada masa itu terbagi menjadi 2 ras di indonesia yaitu ras mongoloiddan austroloid
0722[13][14] tinggi · ke-107Mata uangRupiah (Rp) (IDR)Zona waktuberagam (UTC+7 sampai +9)Format tanggalDD/MM/YYYYLajur kemudikiriKode telepon+62Kode ISO 3166IDRanah Internet.idSitus web resmi www.indonesia.go.id. lihat; bicara; sunting; Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km²,[8] serta negara dengan
Memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia pada 5 Juni, masyarakat Kampung Ambat Jaya, Karimun, Provinsi Kepulauan Riau berjibaku menanam sekitar bibit mangrove di pesisir kampung mereka. Penanaman itu dilakukan untuk mengatasi kerusakan pesisir wilayahnya yang mempengaruhi mata pencaharian nelayan dan masyarakat Kampung Ambat Jaya Karimun Ada berbagai tantangan pelestarian mangrove di Karimun, seperti reklamasi, alih fungsi lahan untuk pembangunan, pemukiman penduduk hingga pencemaran limbah. DLH Karimun, Gakkum KLHK dan PSDKP KKP Tanjung Balai Karimun terus melakukan pengawasan terkait adanya pelanggaran lingkungan wilayah pesisir dan siap menerima laporan pengaduan dari masyarakat Pohon mangrove siapi-api berjejer berdiri tegak di sepanjang pesisir Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke, Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, 5 Juni 2023. Perlahan air laut yang pasang membasahi akar pohon mangrove berjenis Avicenna sp. itu. Namun ada yang berbeda di pesisir laut satu ini, pohon siapi-api bak tumbuh di lumpur berwarna abu-abu. Semakin ke tengah laut lumpur ini semakin dalam, bahkan sampai sepinggang orang dewasa. Dulunya pesisir ini merupakan pasir pantai yang indah, banyak terdapat ikan dan udang yang menjadi zona tangkap nelayan kecil Desa Pangke. Sekarang sudah berubah menjadi lumpur yang dalam. “Puluhan tahun lalu, nelayan sangat gampang cari ikan, ketam dan udang, tinggal turun dapat, sekarang lihat sendiri,” kata Ketua LSM lingkungan Akar Bhumi Indonesia Sony Herianto menunjukan lokasi penanaman mangrove, Senin, 5 Juni 2023. Tim Advokasi Akar Bhumi Indonesia, kata Sony, sudah melakukan penelusuran sementara terkait penyebab kerusakan pesisir Kampung Ambat Jaya. Mereka menduga reklamasi yang terjadi di sekitar kampung menimbulkan sedimentasi laut dan terbentuknya lumpur. baca Nasib Nelayan Pesisir Batam Kala Hutan Mangrove Terkikis Kondisi pesisir laut di Kampung Ambat Jaya, Karimun, Kepulauan Riau yang rusak. Foto Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia Kondisi itu membuat masyarakat bersama LSM melakukan penanaman mangrove jenis Rizhopora sp. guna mendukung pertumbuhan pohon siapi-api untuk memulihkan pesisir kampung Ambat Jaya. Sebanyak bibit mangrove sudah mulai ditanam masyarakat sejak tiga hari menjelang peringati Hari Lingkungan Hidup. Tahap awal ditanam sebanyak 800 bibit. Sisanya ditanam pada acara puncak perayaan Hari Lingkungan pada 5 Juni oleh berbagai pihak dari masyarakat, Pemerintah Kabupaten, TNI-Polri, perusahaan, dan mahasiswa. Kondisi lumpur di kawasan itu setinggi pinggang orang dewasa menyulitkan proses penanaman. “Kita berharap akar-akar pohon mangrove ini bisa mengikat lumpur ini nantinya, perlahan pesisir akan pulih kembali,” kata Sony. Penyuluh Dinas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Karimun Heni mengapresiasi aksi kepedulian masyarakat untuk memulihkan pesisir itu dengan penanaman mangrove. Hal itu sebagai kontrol untuk pembangunan yang dilakukan. “Karena menjaga lingkungan menyangkut kehidupan kita di kampung ini, survive untuk anak cucu,” katanya. baca juga KKP Gencar Stop Reklamasi Ilegal di Batam, Apakah Cukup Sanksi Administratif? Berbagai lintas intansi dan masyarakat menanam bibit mangrove di pesisir Ambat Jaya, Karimun, Kepulauan Riau, untuk memulihkan pesisir mereka yang rusak. Foto Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia Tantangan Pelestarian Mangrove Setelah acara penanaman, dilanjutkan diskusi terkait pelestarian mangrove pada malam harinya di alam terbuka di pesisir Kampung Ambat Jaya. Berlatarkan hutan mangrove dan bunyi debur ombak yang sedang pasang seolah menjadi instrumen musik diskusi. Dalam diskusi, Heni dari DLH Karimun menyampaikan pentingnya melestarikan mangrove. Setidaknya Kepri memiliki luasan mangrove 70 ribu hektar, namun 34 ribu hektare dikategorikan kritis. Heni menyebutkan, ada beberapa tantangan dalam pelestarian mangrove, terutama alih fungsi lahan untuk pembangunan dan kegiatan ekonomi, dan pemukiman penduduk. “Meskipun begitu itu semua perlu kita kontrol sama-sama agar tidak menyalahi aturan,” katanya. Hal itu juga dikatakan Harianto perwakilan Balai Penegakan Hukum Gakkum KLHK Sumatera dalam diskusi tersebut. Ia mengatakan, terdapat tiga tantangan besar dalam pelestarian mangrove terutama di Kepri, yaitu reklamasi untuk pembangunan, deforestasi atau penebangan pohon mangrove, hingga pencemaran limbah. “Kami terus melakukan pengawasan terkait adanya pelanggaran lingkungan, kami juga siap menerima laporan pengaduan dari masyarakat,” katanya. baca juga Laut Tercemar Minyak Hitam, Ratusan Nelayan Batam Tak Bisa Melaut Infografis lokasi penanaman mangrove di Kampung Ambat Jaya, Karimun, Kepulauan Riau. Infografis Yogi Eka Sahputra Penanggung Jawab Wilayah Kerja PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP Tanjung Balai Karimun Anton Suanda mengatakan, ekosistem mangrove termasuk bagian pengawasan PSDKP. Karena, ekosistem ini sangat penting untuk kehidupan pesisir laut. Apalagi di Karimun ini banyak nelayan kecil melaut dipesisir yang bergantung dari ekosistem mangrove. “Nanti kita sama-sama melakukan pengawasan, ketika ada pelanggaran bisa juga dilaporkan ke kami,” kata Anton. Pendiri Akar Bhumi Indonesia Hendrik Hermawan mengatakan, penanaman mangrove Amat Jaya bukan soal jumlah mangrove yang di tanam, tapi lebih kepada kualitas untuk pemulihan pesisir yang rusak. “Kita harus jaga mangrove ini tetap tumbuh, secara berkala masyarakat akan memberikan laporan bagaimana pertumbuhan mangrove ini, jangan sampai hanya sekedar menanam setelah itu dibiarkan,” katanya. Hendrik melihat tantangan pelestarian mangrove lainnya adalah tambak udang, perubahan tutupan mangrove menjadi air waduk, penegakan hukum masih lemah, hingga kurangnya pengetahuan masyarakat terkait pentingnya mangrove. “Kalau di Batam, tantangan pelestarian mangrove adalah pembangunan yang tidak sesuai prosedur,” kata Hendrik. baca Ekspor Pasir Laut Dibuka Jokowi, Mimpi Buruk Nelayan Kepri Terjadi Lagi Suasana kampung Ambat Jaya, Karimun, Kepulauan Riau, yang bersebelahan dengan aktivitas sebuah perusahaan melakukan pembangunan di pesisir. Foto Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia Selain itu penebangan mangrove untuk arang bakau juga marak, beberapa waktu lalu DPR RI menyegel perusahaan ekspor kayu arang bakau di Batam. Arang bakau akan dikirim ke Arab, Singapura, China. Setidaknya dalam satu hari 5 kontainer arang bakau dikirim ke luar negeri. “Penebangan ini juga disebabkan laut yang rusak, makanya masyarakat terpaksa melakukan ilegal loging bakau untuk bertahan hidup, kita harus bersama-sama mencari solusinya,” kata Hendrik. Kurangnya penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan lingkungan masih menjadi tantangan. Apalagi pelaku kejahatan lingkungan ini sangat kuat, mereka punya banyak cara untuk tetap merusak. Tidak hanya itu, kurangnya pemahaman masyarakat juga menjadi tantangan. Akar Bhumi, kata Hendrik juga memiliki program edukasi. “Penanaman mangrove di hari lingkungan hidup ini juga bentuk edukasi, kami mengajak mengajak masyarakat menanam mangrove, supaya mereka merasa memiliki, begitu konsep yang kami berikan,” kata Hendrik. Artikel yang diterbitkan oleh abrasi, alih fungsi lahan, ekologi pesisir, featured, hari lingkungan hidup, hutan mangrove, Karimun, Kepulauan Riau, kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, penegakan hukum, Perikanan Kelautan, reklamasi
Manusiapurba hidup dengan bergantung pada alam. Mereka masih menjalani pola hidup food gathering (berburu dan mengumpulkan makanan). Sehingga hidup nomaden atau berpindah-pindah mengikuti ketersediaan makanan di tempat tinggalnya. Hal tersebut mengakibatkan mereka tidak hanya terkumpul dalam suatu wilayah, akan tetapi menyebar ke berbagai tempat.
terjawab • terverifikasi oleh ahli Jawabmanusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah kepulauan indonesia bahkan sampai ke luar wilayah kepulauan indonesia karena memang Manusia purba pada saat itu hidup dengan cara berpindah - pindah nomaden. Mereka biasa hanya menetap disuatu tempat atau gua-gua sampai cadangan makanan mereka habis. Ketika sudah habis, maka mereka akan pergi untuk mencari tempat yang baru yang memiliki sumber makanan buat mereka.*Terima kasih*
. 439 111 89 150 314 206 238 270
bagaimana manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah kepulauan indonesia